Katanya Bahagia itu "Mudah"
Sebenernya saya bukan orang yang pinter-pinter banget, ato agak kerennya bisa dibilang gak kentel-kentel banget, bukan kutu buku juga yang kemana2 nenteng buku (nenteng aja maksudnya ,,, gak pernah dibaca ... xixiii) ,,, tapi kalo masalah beli buku saya pasti hobi banget, makanya salah satu tempat yang aku suka dan juga aku takuti adalah ... iya, Toko Buku. kalo dah lewat didepan toko buku musti cepet-cepet pindah tempat, kalo sampe liat-liat etalasenya, terus masuk, terus kepincut salah satu, salah dua, salah tiga ... sampe salah semua dech jadinya ,,, wes, ludes dah uang belanja bulanan hanya untuk beli buku seabrek.
Apakah buku-buku yang aku beli tersebut aku baca semua?? gak juga, kadang hanya Bab tertentu aja, milihnya di daptar isi, ada pula yang cuman buat koleksi aja jadi bacanya pas lagi penasaran plus ada mood untuk baca saja, ada pula karena kebutuhan, misalnya gara2 seorang tanya ini itu dan jawabannya aku tahu ada di buku yang judulnya ini itu, dibeli lah bukunya abis itu ya udah selesai, tapi ada juga emang sebagian buku yang aku baca mulai dari sampulnya sampe dalemannya full aku baca semua tanpa sisa.
Dari hobi beli buku, ternyata ada pula hobi terselubung yang juga urusannya sama buku ,,, apakah itu ... ?? tanpa sadar ternyata aku suka ngasih buku-buku ke orang-orang, dari yang aku kenal sampe yang gak kenal, dari buku-buku yang memang aku koleksi sendiri, bahkan ada buku yang memang ditanya sama orang dan kebetulan aku gak punya kemudian aku beliin buat orang-orang itu. Nah, dari itu, beberapa jam yang lalu saya baru sadar kalo hobi ngasih buku sama orang.
Tadi pagi saya mendapat sebuah SMS yang tulisannya kayak gini "Pak Rizal, sy M*l*n dari Bdg. Makasih buku QLT-nya waktu itu, bermanfaat sekali. Alhamdulillah akhirnya saya malah jd bisa ikut QLT. Terima kasih sekali lagi.. :)"
Saya kemudian langsung teringat sama ibu-ibu yang begitu semangat ngikut di milis Miliknya pak Adi w Gunawan, suatu ketika ibu itu menanyakan tentang buku QLT yang di tulis oleh pak Adi w Gunawan, dan kebetulan buku itu sudah habis dan belom di cetak ulang lagi, dan kebetulan sekali saya punya buku itu dirumah dengan hard cover, karena saya sudah membaca sampai selesai dan sudah bisa menarik intisari buku itu, maka aku berinisiatip untuk memberikannya kepada ibu dari bandung itu, dan ternyata dengan SMS yang dikirim pagi tadi sebagai bukti bahwa buku itu lebih layak dan lebih bermanfaat untuk si ibu, selamat ya Ibu ... anda berhasil mengaplikasikan isi buku itu lebih dulu dari pada saya, tapi sekarang saya juga punya "bahagia" bahwa apa yang saya lakukan sangat bermanfaat bagi Ibu, saya juga teringat sabda rasul Muhammad saw. : "Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain". :)
Tulisan ini sengaja saya buat dalam rangka Tahadus Bin Nikmah, saya pengen mengungkapkan sesuatu, tapi gak tau harus kemana dan ke siapa, akhirnya aku bikin tulisan ini, sempet terpikir mau nulis di FB, sah-sah saja sihh .. cuman jadi terlalu banyak yang baca, jadi mending aku bikin di media yang lebih privat saja, karena tujuannya saya hanya untuk meluapkan kebahagiaan atau dalam istilah islam "tahaddus bin nikmah" , Nah, sekarang saya rasa sudah agak plong rasa bahagia saya, semoga segala kebahagiaan yang saya rasakan senantiasa penuh berkah, dan menyebar semerbak kepada keluarga & teman-teman saya semua, aamiin ..
--------------------
Intinya, sebenarnya bahagia itu sederhana, hanya saja kadang kala hanya sekedar sementara saja, kita sangat sulit untuk mempertahankan sebuah kebahagiaan dalam setiap detik hidup kita, namun ada baiknya juga kita mencari apa yang menjadi sumber kebahagiaan itu sehingga kita bisa menyadari ketika suatu saat kita dalam keadaan "lost contact" dengan yang namanya bahagia kita bisa "calling" lagi, yang sebenernya kebahagiaan itu ada dalam diri sendiri.
Sedikit mengutip yang pernah saya baca (lupa dimana) "kita tidak akan pernah bahagia jika kita terus mencari kebahagiaan, sebaliknya kita akan merasa sangat bahagia ketika kita sudah bisa menerima apa yang ada pada diri kita"
Dalam istilah islam, rasa menerima disebut juga dengan Qona'ah, qona'ah bersandingan erat dengan kata syukur, setelah kita menyadari segala apa yang diberikan Tuhan pada diri kita, mulai dari hal-hal yang paling kecil, berupa kesehatan, potensi hidup, dan lain sebagainya.
Tadi pagi saya mendapat sebuah SMS yang tulisannya kayak gini "Pak Rizal, sy M*l*n dari Bdg. Makasih buku QLT-nya waktu itu, bermanfaat sekali. Alhamdulillah akhirnya saya malah jd bisa ikut QLT. Terima kasih sekali lagi.. :)"
Saya kemudian langsung teringat sama ibu-ibu yang begitu semangat ngikut di milis Miliknya pak Adi w Gunawan, suatu ketika ibu itu menanyakan tentang buku QLT yang di tulis oleh pak Adi w Gunawan, dan kebetulan buku itu sudah habis dan belom di cetak ulang lagi, dan kebetulan sekali saya punya buku itu dirumah dengan hard cover, karena saya sudah membaca sampai selesai dan sudah bisa menarik intisari buku itu, maka aku berinisiatip untuk memberikannya kepada ibu dari bandung itu, dan ternyata dengan SMS yang dikirim pagi tadi sebagai bukti bahwa buku itu lebih layak dan lebih bermanfaat untuk si ibu, selamat ya Ibu ... anda berhasil mengaplikasikan isi buku itu lebih dulu dari pada saya, tapi sekarang saya juga punya "bahagia" bahwa apa yang saya lakukan sangat bermanfaat bagi Ibu, saya juga teringat sabda rasul Muhammad saw. : "Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain". :)
Tulisan ini sengaja saya buat dalam rangka Tahadus Bin Nikmah, saya pengen mengungkapkan sesuatu, tapi gak tau harus kemana dan ke siapa, akhirnya aku bikin tulisan ini, sempet terpikir mau nulis di FB, sah-sah saja sihh .. cuman jadi terlalu banyak yang baca, jadi mending aku bikin di media yang lebih privat saja, karena tujuannya saya hanya untuk meluapkan kebahagiaan atau dalam istilah islam "tahaddus bin nikmah" , Nah, sekarang saya rasa sudah agak plong rasa bahagia saya, semoga segala kebahagiaan yang saya rasakan senantiasa penuh berkah, dan menyebar semerbak kepada keluarga & teman-teman saya semua, aamiin ..
--------------------
Intinya, sebenarnya bahagia itu sederhana, hanya saja kadang kala hanya sekedar sementara saja, kita sangat sulit untuk mempertahankan sebuah kebahagiaan dalam setiap detik hidup kita, namun ada baiknya juga kita mencari apa yang menjadi sumber kebahagiaan itu sehingga kita bisa menyadari ketika suatu saat kita dalam keadaan "lost contact" dengan yang namanya bahagia kita bisa "calling" lagi, yang sebenernya kebahagiaan itu ada dalam diri sendiri.
Sedikit mengutip yang pernah saya baca (lupa dimana) "kita tidak akan pernah bahagia jika kita terus mencari kebahagiaan, sebaliknya kita akan merasa sangat bahagia ketika kita sudah bisa menerima apa yang ada pada diri kita"
Dalam istilah islam, rasa menerima disebut juga dengan Qona'ah, qona'ah bersandingan erat dengan kata syukur, setelah kita menyadari segala apa yang diberikan Tuhan pada diri kita, mulai dari hal-hal yang paling kecil, berupa kesehatan, potensi hidup, dan lain sebagainya.
