Wisata Religi (Ziarah) Klaten


Beberapa waktu yang lalu saya bersama istri menyempatkan diri untuk pulang kampung ke rumah mertua, kampungnya istri saya di kota Klaten, mumpung masih ada umur dan rizki, dan juga mumpung kehamilan istri saya belom terlalu gede, jadi masih bisa dibawa jalan-jalan jauh, mengingat pula nanti pas lebaran sepertinya kita gak bisa bermudik ria, karena kandungan istri udah 8 bulan, jadi disempet-sempetin dulu aja, ntar lebaran gak ada acara pulkam juga gak apa-apa, resiko juga kalo dipaksakan jalan jauh, padahal jarak tempuh dari Malang ke Klaten biasanya naik Bis bisa sampai 8 jam, dengan perkiraan jalanan lumayan lancar, dan ditambah sekali berhendi di restoran untuk makan dan ke toilet (kalo perlu). 

Seperti biasanya, entah mengapa dimana saja tempatnya hobi saya yang satu ini emang gak boleh kelewat, termasuk pula ketika di Klaten, saya mencari-cari informasi dimana ada makam orang soleh, saya selalu sempatkan berziarah ke tempatnya, dan beberapa diantaranya yang sempat saya kunjungi beberapa waktu yang lalu di Klaten adalah :

1. Makam Al-maghfurlah KH. Muslim Rifa'i (Mbah Lim)
Pendopo Makam Mbah Lim
Beliau adalah seorang Kyai sepuh yang sangat dikenal dikalangan NU (Nahdlatul Ulama') beliau sangat  dekat dengan para petinggi & sesepuh NU, dan juga dekat dengan para petinggi Negeri ini, bahkan konon beliau disebut sebagai seorang diantara waliyullah oleh beberapa kalangan (wallaahu a'lam), gayanya nyentrik, orangnya bersahaja, dan satu yang paling digaris bawahi bahwa beliau sangat fanatik dengan Negerinya, tak tanggung-tanggung beliau menambahkan kata "Pancasila Sakti" pada Pesantren "Al-Muttaqin" yang diasuhnya.

Makamnya berada di komplek Pondok Pesantren Al-Muttaqin Pancasila Sakti, di desa Sumberrejo (kata istriku itu namanya desa Sumberrejo, bukan Troso, seperti yang banyak di informasikan di internet) dari terminal Penggung, masih ke arah selatan sekitar 2 km, setelah pertigaan karangwuni (lampu merah karangmuni) sebelah kanan jalan ada gapura Pesantren Al-muttaqin, atribut kompleks makam sangat kental dengan nuansa NU & Indonesia, saya perhatikan di depan makam yang berada di sebuah bangunan mirip pendopo itu ada gambar NU yang sangat besar, dan disisi sekelilingnya terdapat bendera Indonesia, bener-bener Indonesia banget. Memang makam ini gak begitu ramai, tapi waktu saya kesana sempet kebarengan sama rombongan jama'ah ziarah dari Surabaya.

2. Makam Ki Ageng Gribig

Gapura Depan Masuk Makam
Ki Ageng Gribig di kenal sebagai salah satu penyebar agama Islam tanah Jawa, khususnya di desa Jatinom, Klaten, Jawa Tengah beliau pertama kali membangun Mesjid yang dikenal dengan Masjid Alit, sedangkan komplek pemakaman beliau berada di dekat / kawasan Masjid Ageng yang di bangun kemudian hari, di area ini juga terdapat Waduk & juga tempat acara festifal Sebar Apem "Yaa Qowiyyu" yang diadakan setiap bulan Sapar.

Sedikit rumit memang, bagi sebagian orang yang baru pertama kali menuju lokasi makam Ki Ageng Gribig ini, karena disamping lokasinya masuk di perkampungan penduduk, dan juga di sekitar Jalan menuju lokasi jarang atau bahkan (setidaknya yang sepengetahuan saya) saya tidak menemui penunjuk arah menuju lokasi makam, kecuali tanda-tanda panah penunjuk arah ketika sudah sampai di pinggir jalan masuk Gang/Perkampungan penduduk.

Berbeda dengan bila menuju lokasi pemakaman Sunan Pandanaran II / Sunan Bayat, dan juga lokasi menuju pemakaman R. Ng. Ronggowarsito, tidak sulit bagi saya (berdasarkan pengalaman) saat mencari lokasi Makam, karena setiap sudut ada Penunjuk Arah, sungguh disayangkan padahal Makam Ki Ageng Gribig adalah merupakan Wisata Ziarah yang sangat potensial, dan nama Ki Ageng Gribig sendiri sudah sangat dikenal dikalangan Masyarakat Indonesia, khususnya Masyarakat Jawa. Saya rasa bagi anda yang mau berkunjung ke makam Ki Ageng Gribig ini, saran saya kalau sudah sampai di Klaten, tanya aja arah ke Jatinom, sampai di Jatinom tinggal tanya lagi dimana lokasi makam Ki Ageng Gribig, mudah kan??!!! atau anda cari tahu saja daerah Penggung, di Penggung itu ada terminal kecil, nah diseberang terminal itu (arah barat) ada jalan, masuk saja kejalan itu lurus terus, sekitar 10 Km lah, sampai di Jatinom, ada pasar dan silahkan bertanya sama warga sekitar situ.

Keunikan dari makam Ki Ageng Gribig ini menurut saya, salah satunya adalah di beberapa sudut sekitar makam ada beberapa kutipan dalam bahasa jawa, ditulis dengan aksara jawa pula dan di sertakan tulisan aksara latinnya, beberapa menurut saya mempunyai kandungan yang sangat dalam, dan beberapa pula menurut saya sangat familier ditelinga saja, kurang jelas juga apakah tulisan-tulisan ini sempet dikenal melalui Ki Ageng Gribig atau tidak, ataukah ada hubungannya dengan Ki Ageng Gribig?? meski tebakan saya mengatakan bahwa tulisan-tulisan ini dibuat dan ditempel-tempelkan saat makam selesai dipugar menjadi bangunan yang lebih baru.








3. Makam Sunan Pandanaran II / Sunan Bayat
Gapura Depan, Sebelah Loket
Salah satu gapura atas
Diantara tujuan wisata ziarah di Klaten, makam Sunan Pandanaran II/Sunan Bayat mungkin adalah makam yang paling ramai pengunjung, sehingga para disekitar makam banyak para penjual oleh-oleh baik berupa makanan & pernak-pernik khas kota Klaten dan sekitarnya, meski lokasi makam ini sebenernya agak jauh dari pusat keramaian kota Klaten, dari arah kota masih sekitar lebih dari belasan kilometer lagi menuju lokasi, melewati daerah Wedi, dan sampai di Bayat, setelah itu dari gerbang makam naik keatas sebuah bukit yang dikenal dengan Gunung Jabalkat, meski agak melelahkan untuk sampai keatas, saya pribadi cukup puas dan lega setelah sampai di area makam, pemandangan dari atas bukit lumayan bagus, bersih dan bangunan-bangunan yang ada mirip candi-candi kecil dan gapura menuju makam cukup artistik meski kesan kunonya masih kental.

Silsilah Sunan Tembayat
Waktu saya kesana pengunjung cukup ramai, banyak juga peziarah dari luar kota, bahkan yang sempet saya ajak ngobrol berasal dari Jember, Jawa Timur & juga dari Madura, biasanya para peziarah ini mengikutkan sertakan program ziarah ke Sunan Bayat dalam paket Wisata ziarah Wali Songo. Tiket masuk lokasi makam adalah Rp 1000 tidak termasuk donasi untuk juru kunci & penitipan sandal.





4. Makam Pangeran Wuragil
Lokasi Makam Pangeran Wuragil
Saya sendiri kurang tahu asal-usul, hikayat, atau cerita tentang Pangeran Wuragil ini, cuman yang saya baca dari beberapa informasi di internet, bahwa beliau ini salah seorang murid dari Syekh Domba dan mempunyai kesaktian dapat mengobati orang yang sulit untuk mendapat keturunan, entah firasat apa yang membuat saya melangkahkan kaki ke makam ini. Mungkin orang diluar juga jarang / tidak begitu mengenal sosok yang satu ini, meski lokasi makamnya diuntungkan dengan dekatnya dengan lokasi Sunan Bayat, tapi saya kira jarang juga orang yang datang kesana, letaknya sekitar 1-2 Km dari kaki bukit Jabalkat, dari parkiran makam Sunan Bayat, berjalan melewati perkampungan penduduk, dan setelah beberapa kali tanya penduduk setempat (yang biasa nyebut makam ini dengan "Makan Kramatan").

Sekilas Tentang P. Wuragil (Oleh Dinas Pariwisata)
Akhirnya saya dan istri nemu plang penunjuk yang agak lusuh, agak mau rusak dan nunjuknya kearah gak bener (untung firasatku benar waktu itu, bahwa penunjuk itu mustinya nunjuk ke arah (semacam) Gang Kecil yang ada tangga keatas, nah itulah yang beberapa orang menyebut sebuah bukit itu dengan Gunung Malang, meski jalanan tangga kelihatan sudah diperbaiki (sama pemerintah daerah setempat mungkin) tapi suasana sangat sunyi, sepi, dan (waktu itu) sedikit gelap karena mendung, bagi sebagian orang mungkin suasananya bisa dikatakan agak seram, dan beberapa lama kemudian sampailah disebuah (terlihat seperti) Gubug kecil (bagusan dikit) dengan ada alas karpet kecil kusam di lantai, dan beberapa bekas dupa dan rokok disekitar pintu bilik makam, melihat kondisi ini sepertinya orang-orang yang ziarah kesini (mungkin) sebagian orang-orang yang lagi cari wangsit atau semacaaammm (apa yah??? hehee), meski suasana agak seram dan terkesan seperti tempat gak bener, dalam hati saya terbesit kata-kata "wahai ahli makam ini, saya .. dan istri saya kesini berniat berziarah pada anda, dan apapun keadaannya saya ber-husnudzon bahwa anda juga hamba Allah yang baik, maka jika anda berkenan terimalah ziarah kami ini" (semacam itu dalam hati saya), kemudian saya baca Tahlil disana bersama istri, dan setelah itu kita sempatkan ambil poto-poto disekitar lokasi (sempet-sempetnya .. ditempat serem kayak gitu narsis ria ... hihihiii), sedikit saya baca biografi yang gak jelas juga kayaknya, dan disitu ditulis bahwa Pangeran Wuragil juga adalah salah seorang cucu dari Sunan Pandanaran II / Sunan Bayat.

5. Makam R. Ng. Ranggawarsito
Raden Ngabehi Ranggawarsito cukup dikenal dikalangan masyarakat Jawa, sebagai seorang pujangga juga beberapa orang meyakini bahwa beliau ini memiliki indra keenam yang dapat memprediksi masa yang akan datang, seperti dalam tulisan-tulisan beliau dalam beberapa karya, termasuk pula yang sangat populer yaitu Serat Kalatidha.

Kompleks makam Ranggawarsito ini berada dalam sebuah bangunan (mirip pendopo) besar, sepertinya komplek makam ini adalah makam orang-orang yang ada hubungan dan yang punya jasa di lingkungan  keraton Surakarta, baik orang jawa sendiri, ada juga beberapa orang keturunan belanda di makamkan dikomplek makam Ranggawarsito ini, tapi maaf sebelumnya karena disini saya gak sempet foto-foto, bukan gak sempet juga sih ... tapi karena saya hanya pakai kamera HP dan suasana lagi gelap karena mendung, jadi hasil foto hampir tak tampak jadinya.

Rute perjalanan, meski jauh dari pusat kota atau jalan utama, tapi bagi saya sendiri rasanya tidak terlalu sulit menemukan makam ini, karena disana-sini sudah banyak dipasang penunjuk arah menuju lokasi, meski dihari-hari biasa makam ini sepertinya sepi pengunjung, pintu masuk ke pendopo makam pun dibuka oleh juru kunci jika memang ada pengunjung yang mau masuk, jika tidak ada pengunjung (mungkin) juga dikunci. 

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *