Mengenal Istilah-istilah di Kota Malang

Beberapa kata yang ada dalam tulisan ini mungkin asing bagi sebagian orang apalagi yang bukan asli orang Malang, meski orang Jawa Timur sekalipun, karena memang beberapa istilah ini paling tidak sepanjang yang saya tahu memang tidak lazim dipakai atau dikenal di luar orang Malang asli. Beberapa anggapan memang memandang kebanyakan istilah-istilah yang dipakai orang Malang rata-rata adalah "boso walikan" yaitu penggunaan kata dengan cara membaca terbalik dari kanan ke kiri, seperti kata "Tidak" menjadi "Kadit" , "Saya" menjadi "Ayas" , "Bahaya" menjadi "Ayahab" dsb. Adapula beberapa kata yang cara membaca terbaliknya butuh penyesuaian, seperti kata "Orang" dibali menjadi "Genaro" bukan "Ngaro" seperti ketika kita menyebut kata "Singo" menjadi "Ongis" , Berjalan = Mlaku, menjadi "Uklam" bukan "Ukalm" , "Polisi" menjadi "Silup" bukan "Isilop" , dsb.

Memang beberapa kata menggunakan cara baca terbalik seperti itu, tapi sebenarnya dalam dialek "Malangan" bukan sekedar "boso Walikan" tapi memang dialek Malangan punya ciri tersendiri, beberapa diantaranya saya tuliskan disini, meski tidak seluruhnya, namun semoga sedikit dapat menjadikan pengetahuan dan referensi bagi yang kebetulan kesasar ke blog saya ini. :D

Istilah Umum

- Ebes : Sebutan (prefix) untuk panggilan seorang Bapak/Ayah, juga digunakan (bahkan) untuk panggilan kehormatan bagi sebagian orang yang dianggap punya pengaruh dalam masyarakat Malang, seperti : walikota, sesepuh masyarakat, dll.

- Ojir / Raijo : istilah untuk menyebut uang/duit dalam dialek Malangan, karena mungkin tidak ditemukan dalam kamus bahasa jawa pada umumnya, dan tidak jelas asal usulnya.

- Oker : kata beken untuk menyebut rokok, sebagian mengartikannya dengan korek, bisa jadi bahwa kata Oker ini berasal dari bahasa walikan dari Korek (Kerok) yang kemudian disesuaikan menjadi Oker, dan dalam perkembangannya digunakan untuk menyebut Rokok, mengingat korek dan rokok dalam pergaulan Arek Malang sangat kental.

- Paitun Gundul : sebenarnya ini bukan sebuah istilah, tapi memang benar-benar nama orang, konon dia adalah orang edan (gak waras) yang gak jelas apa sebabnya dia kemudian menjadi orang terkenal di Malang, jangan bayangkan dia sosok terkenal dan menjadi makmur, dia tetap menjadi orang gak waras dan lebih seperti gelandangan sampai sisa hidupnya di tahun 80-an akhir, begitu terkenalnya sampai ada sebagian orang mengatakan bahwa bahasa Malangan itu boso Paitun Gundul, bahkan ada warung rawon yang cukup ramai di Malang yang bernama Paitun Gundul, juga beberapa souvenir berupa kaos menyertakan gambar Kucing sebagai maskot dari kehidupan si Paitun Gundul, karena dulu Paitun Gundul itu suka sliwar-sliwer bawa kucing kesayangannya. 

- Arema : adalah sebutan paling terkenal dari kota ini sebagai nama dari klub sepakbola dengan reputasi paling tenar di kota Malang, dengan komunitas suporternya bernama Aremania, dan julukan klub adalah Singo Edan (Ongis Nade). Meskipun sebenarnya kata Arema sendiri sudah lebih dulu beken sebelum klub sepakbola Arema berdiri, karena Arema sendiri adalah akronim dari Arek Malang.

- Idrek : beberapa orang baru di Malang kadang ada yang memaksakan kata "bekerja" menjadi "ojrek" (kerjo, dibalik) untuk bahasa pergaulan dengan orang Malang asli, supaya tampak berbaur, padahal kata "bekerja" dalam istilah orang Malang adalah Idrek bukan membalik kata "Kerjo" menjadi "ojrek".

Istilah/Nama Makanan

Mendol : saya ikutkan istilah ini, karena sepanjang yang saya tahu, keliling beberapa daerah di Jawa ini, lom ada yang namanya mendol. Mendol sendiri adalah nama makanan yang dibuat dari tempe yang dicampur dengan rempah-rempah dan di cetak dengan genggaman tangan, lalu digoreng.

- Pentol : umumnya orang menyebut bakso maka yang ditunjuk adalah bulatan dari adonan daging yang biasa di jual di tempat jualan bakso, tapi di Malang, jika anda menyebut Bakso, maka konotasinya adalah satu paket yaitu berisi Mie gulung, Tahu goreng/godog/rebus, Siomay, Lontong, dll, termasuk yang utama berisi Pentol, sedangkan orang diluar Malang umumnya menyebut Pentol dengan Bakso.

- Weci : makanan ini cukup populer di Jawa Timur, terutama daerah Surabaya, Sidoarjo, sebagian Gresik, Blitar & Kediri, sedangkan didaerah lain saya katakan sih "ada" dengan wujud agak beda, kadang rasanyapun beda khasnya dengan yang di Jawa Timur. Umumnya di daerah yang terjangkau oleh makanan ini disebut dengan Ote-ote, maka kalau lagi ada di Malang anda harus menyebutnya Weci, saya sendiri baru tahu saat ada temen saya dari Sidoarjo menyebutnya Ote-ote.

Istilah/Nama Tempat

Nama-nama tempat ini sebenarnya sebagian besar diambil dari nama lama dari tempat tersebut, yang bagi sebagian orang Malang asli lebih familier dari pada nama jalan yang ada sekarang, beberapa diantaranya saya juga baru tahu kalau daerah itu sekarang bernama yang ada sekarang, makanya kalau ditanya orang dimana Jalan Jaksa Agung Suprapto? saya suka bingung ...

- Kayu Tangan : nama untuk Jalan sekitar Alun-alun ke arah utara sampai dengan Jl. Jaksa Agung Suprapto, sekarang daerah itu bernama Jl. Basuki Rahmad. 

- Celaket : daerah disekitar depan PLN kota Malang keutara, sekarang bernama Jl. Jaksa Agung Suprapto

- Glintung : sebutan untuk daerah sekitar Jl. Letjen S. Parman sampai keutara berbatasan dengan Jl. Ahmad Yani

- Tongan : sebutan untuk daerah disekitar belakang gereja Barat Masjid Alun-alun, sebagian masuk area Jl. Kawi.

- Embong Arab : nama daerah disekitar Jl. Syarif Al-qadri (sekarang)

- Pecinan : daerah sekitar pasar besar, dimulai dari arah selatan berseberangan dengan Jl. Ade Irma Suryani, ke pasar besar, kemudian arah timur sampai Klenteng.

- Grendel : sekitar Embong Brantas sampai sekitar Klenteng, sebagian pula disebut dengan jalan Pertukangan

- Klojen : Daerah sekitar Jl. Patimura, Stasiun kota baru Malang, sampai sekitar pasar klojen

- Bunul : daerah sekitar Jl. Hamid Rusdi (sekarang)

- Oro-oro dowo : sepanjang Jl. Brigjen Slamet Riadi, masuk kelurahan oro-oro dowo

- Splindid : daerah ini sekarang dikenal dengan  Jl. Majapahit, dan sekitar pasar burung

- Bersambung ... :) -

Postingan Terkait

3 comments:

  1. sebetulnya yang benar adalah Heci, bukan Weci

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya yah .. bener juga, pernah lihat yang jualan dimana lupa,, ditulisnya memang Heci ...

      Delete
  2. Penulis tidak bisa membedakan antara boso malangan dan boso walikan, seperti contoh di atas idrek, ojir, ebes, wanyik itu boso malangan bukan boso walikan

    ReplyDelete

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *