Tokoh Sufi dalam Serial Jodha Akbar

Kembali lagi nulis edisi kegandrungan pilem serial indiya di tipi ... :D

Bagi para penggemar serial Jodha Akbar mungkin sering dibikin penasaran sama jalan ceritanya, maklum namanya juga serial, jadi ya emang kudu bersabar.

Selain penasaran dengan judul lagu backsound-nya yang mendayu-dayu yang udah ketemu judulnya itu yaitu “Iin Aan Khoon Mein Tum” dan udah gak penasaran lagi, beberapa hari ini saya di buat penasaran lagi sama seseorang dalam cerita itu yaitu seorang yang disebut sebagai orang suci sering dipanggil dengan nama Salim shah Baba, seorang yang seringkali membantu kehidupan dalam istana kerajaan Mughal, pada salah satu episode diceritakan pula Raja Jalaluddin bersama Ratu Jodha berjalan kaki berziarah mengunjungi Salim shah Baba di Sikri, dan mendapatkan berkah berupa doa dari Orang tersebut, dan diceritakan pula ia senantiasa mengetahui apa yang terjadi di istana, bahkan dia bisa meramalkan kejadian yang akan terjadi dalam kehidupan Jalaluddin.

Terlepas dari semua itu, dan tentu saja terlepas dari semua yang ada di filem termasuk terlepas dari kontroversi cerita pernikahan Jodha & Jalal yang masih diperselisihkan kebenarannya, saya hanya sedikit ingin tahu lebih tentang sosok Salim Shah Baba, dan seperti biasa saya coba minta pangsit sama Mbah Google ... (ehh ,,, wangsit maksudnya :D ) , dan ternyata dengan menulis nama seperti yang disebut dalam serial Jodha itu Mbah Google angkat tangan, tapi untungnya Mbah Google ngasih alternatif nama yaitu Salim Chistiy, meskipun sebelumnya saya sempat gak yakin bahwa Salim Shah Baba itu sama dengan Salim Chistiy, setelah saya baca beberapa tulisan, nampaknya saya cenderung pada dua nama ini adalah orang yang sama. Berikut ini saya tuliskan sedikit Biographi dari Salim Chistiy.

Saleemuddin Chishti, dikenal pula dengan nama Salim Chisti seorang ulama' Sufi yang dianggap dapat melakukan banyak keajaiban, dalam Islam hal seperti ini disebut karomah.

Suatu ketika, Kaisar Mughal Jalaluddin Akbar berniat untuk berkunjung ziarah ke Ashraf Jahangir Semnani, tetapi pada perjalanannya ia tiba-tiba merasa terinspirasi untuk mengunjungi Chishti, ia kemudian mendatangi rumah Chishti, jauh di padang gurun, karena kebetulan ia juga punya keinginan untuk berikhtiar mendapat ahli waris laki-laki untuk tahtanya. Sampai disana Chisti mendoakan Akbar, dan segera setelah beberapa waktu kemudian lahirlah putra pertama dari ketiga puteranya, dan memberinya nama Salim untuk anaknya sebagai bentuk penghormatan pada Salim Chishti. Seorang putri Sheikh Salim Chishti juga menjadi ibu angkat dari puteranya ini yang kelak menjadi Kaisar Jangahir yang terakhir.

Akbar memposisikan jalan Sufi pada tempat yang tinggi, hal ini tercermin dalam bentuk penghormatannya dengan mendirikan sebuah kota Fatehpur Sikri, dan pada kesempatan berikutnya Raja dan Keluarga Istana pindah ke sana. Sekarang ini kawasan ini menjadi salah satu tempat wisata utama di India.

Makam Chishti ini awalnya dibangun dengan batu pasir merah tetapi kemudian diubah menjadi makam marmer yang indah. Makam (Mazar) Salim Chishti berada di tengah-tengah halaman Istana di Fatehpur Sikri, Uttar Pradesh, India.

Makam ini dibangun oleh Akbar sebagai tanda rasa hormatnya terhadap orang suci Sufi, yang mendoakan kelahiran anaknya, yang bernama Pangeran Salim yang kemudian naik tahta menggantikan ayahnya sebagai Jahangir di kekaisaran Mughal.

Salah satu yang menjadi daya tarik di kompleks pemakaman ini bahwa dengan memanjatkan doa-doa di Mazar ini dipercaya apa pun yang dicita-citakan akan terpenuhi dan kabulkan oleh Allah swt., Ada pula  ritual mengikat benang di jendela marmer Dargah ini dalam rangka untuk mengikatkan keinginan seseorang supaya terpenuhi, berkah dari Syekh Salim.

Sebuah bangunan yang dikenal sebagai "Masjid Sangtarash" atau masjid Pemahat Batu adalah salah satu bangunan tertua di Fatehpur Sikri, Masjid Pemahat Batu ini terletak di sebelah barat Masjid Jami, yang dibangun oleh pemahat batu lokal untuk menghormati Chishti. Bangunan-bangunan disini memiliki beberapa fitur arsitektur yang indah, menandakan penggabungan gaya arsitektur asli dalam pembangunannya.

Mazar (Makam) salim Chishti adalah salah satu prestasi yang paling menonjol dari arsitektur Mughal, melambangkan reputasi bangsa Mughal, diapit oleh Buland Darwaza atau Gerbang Kejayaan yang besar di sisi selatan, Badshahi darwaza atau gerbang Kaisar di sisi timur, dan masjid agung Jami di sisi barat, dilengkapi dengan halaman yang luas dan kolam, serta beberapa makam lainnya. Konstruksi dimulai pada tahun 1571 dan pekerjaan itu selesai lima belas tahun kemudian.

Itu sedikit contekan dari sono-sini, karena nyari contekan yang bahasa Indonesia gak nemu, jadi yah nekat dikit nyontek yang bahasa orang bule, moga-moga aja gak jauh-jauh banget dari maksud dalam bahasa aslinya.

Postingan Terkait

No comments:

Post a Comment

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *